Purwokerto - Sandikarya (70) dan Kisem
(60) seharusnya bisa menikmati masa tua
dengan tenang. Tapi, mereka justru harus
banting tulang menghidupi kedua anaknya
Kirwan (45) yang menderita lumpuh dan
Watini (28) yang mengalami down
syndrome.
Kini duka Kisem bertambah. Suaminya
Sandikarya yang sudah beberapa bulan ini
terbaring sakit karena jatuh dari pohon
meninggal dunia. Warga Grumbul Tambak
Baya, RT 1/14 Desa Pageralang,
Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Jawa
Tengah ini kini amat sangat membutuhkan
bantuan.
"Ya jual tape ke pasar, setiap harinya
dapat Rp 20 ribu, tapi sejak bapak sakit
tidak ada lagi yang membuat tape," kata
Kisem kepada detikcom Sabtu (1/6/2013)
dengan tubuh gemetar akibat dimakan usia.
Suaminya meninggal pada Jumat (31/5)
sore. Kisem tak tahu lagi harus bagaimana
menghidupi dua anaknya. Ketika suaminya
sakit, belas kasihan tetangga membuatnya
tetap hidup. Usianya sudah renta, Kisem
berharap ada tangan Tuhan yang datang
membantu.
Suaminya Sandikarya jatuh sakit setelah
terjatuh dari pohon usai memetik daun pete
cina guna tambahan sayur yang ala
kadarnya. Ya, selama ini mereka makan amat
sangat seadanya.
Hanya uluran tangan para tetangga yang
masih rela membantu mereka. Pohon
singkong dipekarangan mereka pun tidak
lagi dapat digarap untuk membuat tape.
"Saya utang sana sini, kadang untuk makan
juga saya mesti utang dan saya bayar saat
dapat uang dari hasil jual tape," jelas Kisem
yang sempat membawa suaminya ke Rumah
Sakit Banyumas menggunakan layanan kartu
Jamkesmas.
Kedua anak mereka tidak dapat berbuat
apa-apa, bahkan Watini mungkin tidak
mengerti apa yang terjadi terhadap ayahnya
tersebut. Watini yang mengalami cacat fisik
dan keterbelakangan mental sejak lahir
tersebut hanya bisa terbaring di sebuah
kamar berdinding kayu dan anyaman
bamboo diatas ranjang tanpa kasur, bahkan
untuk makan, minum hingga keperluan kamar
mandi dilakukannya di kamar tersebut.
"Sehari-hari cuma meringkuk saja di kamar,
kalau makan, minum hingga mandi saya yang
melakukan, bahkan kadang buang air ya
dilakukan di situ," ujar Kisem sambil menahan
tetesan air matanya.
Sementara Kirwan hanya bisa terbaring di
kamar tidurnya selama tujuh tahun akibat
terjatuh dan tertimpa reruntuhan bangunan
saat menjadi kuli bangunan di Jakarta dan
mengenai tulang ekornya. Setelah kejadian
itu, Kirwan tidak dapat lagi berjalan, kedua
kakinya pun makin kecil karena tidak lagi
bisa digerakkan, semantara sang istri pergi
meninggalkannya akibat tidak sanggup lagi
melihat kondisi Kirwan.
"Dulu bapak yang ngurus saya, semuanya
bapak yang ngurus, tapi sekarang bapak
kena musibah, jadi kadang ibu yang bantu,
sedangkan istri saya sudah pergi dan tidak
pernah nengok saya lagi sejak tiga tahun
lalu," ungkap Kirwan sambil menceritakan
kronologis saat dirinya terjatuh saat
bekerja.
Semoga ada yang bisa membantu mereka untuk menjalani hidup.....
:dikuti di detik.com tanggal 1 juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar