Penyebab :
- Kurang suka hal yang baru
Karier merupakan hal yang penting bagi
para profesional. Lazimnya mereka sangat fokus pada suatu hal. Namun tidak
sedikit pula yang dapat terjebak dalam rutinitas karena sulit menerima
perubahan. Melakukan hal yang baru merupakan suatu tantangan. Itu berarti
keluar dari zona nyaman dan masuk ke dalam zona perang. Inilah hambatan
terbesar yang membuat karier kita mengalami stagnasi.
- Takut menerima tanggung jawab yang lebih besar
Rasa tidak percaya diri sering membuat
kita merasa takut melangkah. Akibatnya kita tidak siap mental dan ragu-ragu
untuk menerima tugas yang lebih besar. Apa yang dikhawatirkan justru itulah
yang biasanya terjadi. Respon yang kurang tepat atas pengalaman kegagalan bisa
membuat kita trauma. Akhirnya kita menjadi takut menerima resiko dan sulit
berkembang.
- Gagal membuat perencanaan karier
Pernahkah kita melakukan suatu
perjalanan tanpa mengetahui bagaimana caranya untuk tiba di tempat tujuan?
Demikian halnya dengan karier kita. Kegagalan dalam merencanakan karier membuat
kita sulit mengembangkan karier dengan baik.
- Kurang menjalin relasi
- Tidak bisa menangkap peluang
- Kurang percaya diri dan suka berdalih
- Kurang motivasi diri
- Kurang kreatif
- Kurang informasi
- Terlalu pilih-pilih
- Puas pada kondisi/keadaan sekarang
Solusi :
- Mengembangkan sikap inisiatif
Bagaimana respons kita ketika
mengalami hambatan atau tantangan baru? Apakah kita menyerah dengan mudah atau
justru merasa antusias? Inisiatif merupakan bentuk dari kreativitas dan
keberanian untuk mencoba. Sering kali dalam keadaan terdesak kita justru dapat
menggali kreativitas.
- Menggali dan melatih potensi menjadi kompetensi
Ada sebuah kisah menarik. Suatu
ketika, Nasruddin Hoja ditugaskan memimpin pasukan untuk berperang. Namun ia
mengalami kekalahan. Baginda kesal sekali kepada Nassruddin sambil menunjuk-nunjuk
peta, “seharusnya kamu pertama-tama menyerang kemari, lalu kesana, dan akhirnya
benteng ini.” Nasruddin hanya menjawab, “Yang mulia benar. Tapi di medan
pertempuran jari-jemari tidak bisa menyerang dan merebut benteng.” Sering kali
kita lupa bahwa semua yang telah dipelajari hanyalah teori, hingga hal itu
perlu benar-benar dipraktikkan. Potensi dan pengetahuan yang dimiliki merupakan
dasar yang baik. Tetapi praktik dan latihan akan mengubahnya menjadi kompetensi
yang terbukti.
- Membuat ‘Goal Setting’
Sebuah penelitian mengatakan
dibutuhkan waktu beratus kali masa hidup kita jika ingin mencapai semua hal
yang sebenarnya mampu dikerjakan. Sayangnya, kita diberi kesempatan hanya
sekali saja dalam hidup untuk mencapai yang terbaik. Itu berarti ada hal-hal
yang harus diprioritaskan. Membuat ‘goal setting’ dimulai dengan menetapkan
tujuan, rencana, perasaan, atau tindakan kita secara fokus pada mind set kita.
Maka, seluruh fungsi saraf kita menjadi siaga dan terarah pada aktifvitas
tersebut. Prioritas berarti dapat mendahulukan hal-hal yang bersifat penting
dan mendesak dari hal-hal yang sia-sia dan dapat diabaikan.
- Selalu optimis, percaya diri
- Analisis SWOT secara cerdas
- Positif thinking
- Penuh tanggung jawab
- Menjalin relasi dan mencari/mengakses informasi
- Lebih baik bekerja daripada menganggur
- Berani bermimpi
- Suka tantangan
KATA – KATA BIJAK
“ Masa depan dan karier kita ditentukan oleh
kompetensi dan sikap kita dalam menghadapi tantangan dan peluang baru”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar